Polres Gunungkidul Selidiki Tewasnya 3 Mahasiswa di Gua
Tamoranews.com - Peristiwa tewasnya tiga mahasiswa dalam kegiatan selusur gua (caving) di Gua Seropan II Gunungkidul yang diadakan oleh Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Hikespi), Selasa 19 Maret 2013, memasuki ranah hukum. Polres Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menyelidiki tragedi tersebut.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Gunungkidul, AKBP Suhadi, mengatakan pihaknya menyelidiki apakah tewasnya 3 mahasiwa yang terjebak banjir bandang di Gua Seropan II, mengandung unsur pidana atau tidak dari Hikespi selaku pihak penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) susur gua.
“Kepala Dusun Serpeng Gunungkidul, Gunawan, dan penanggung jawab kegiatan Diklatsar Speleologi, Presiden Hikespi Cahyo Alkantana, sudah kami periksa meskipun tidak ada pihak yang melapor pada polisi mengenai kejadian itu,” kata Suhadi, Jumat 22 Maret 2013.
Saat ini Polres Gunungkidul telah memeriksa dua saksi terkait kasus itu. Namun mereka belum menetapkan status hukum apapun kepada siapapun terkait musibah tewasnya tiga mahasiswa di dalam gua Seropan II itu. “Penyidik masih akan memeriksa beberapa saksi lainnya,” ujar Suhadi.
Presiden Hikespi, Cahyo Alkantana, membenarkan dirinya telah diperiksa polisi seusai menyerahkan seluruh jenazah mahasiswa yang tewas kepada pihak keluarga. “Saya sudah diperiksa polisi,” kata dia singkat tanpa menjelaskan lebih lanjut soal isi materi pemeriksaan.
Cahyo mengatakan, kegiatan Diklatsar caving yang sesuai jadwal dilakukan tanggal 15-21 Maret 2013 tetap dilanjutkan walaupun terjadi kecelakaan di Gua Seropan II itu. Selain 20 mahasiswa yang berlatih caving di Gua Seropan II, ada kelompok lain peserta Diklatsar yang berlatih di Gua Jomblang, Desa Pacarejo, DIY. “Acara Diklatsar telah kami tutup tadi malam,” kata dia.
Diklatsar caving yang digelar Hikespi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap tiga bulan sekali. Susur gua di Gua Seropan II yang awalnya berjalan lancar, berubah menjadi bencana ketika hujan lebat mengguyur lokasi sore harinya. “Hujan lebat membuat air dengan debit tinggi masuk ke dalam mulut gua. Kedua puluh mahasiswa yang ada di dalam gua pun terjebak,” ujar Cahyo.
Regu penyelamat berhasil menyelamatkan 17 mahasiswa dan 4 pemandu yang berada di dalam gua. Namun 3 mahasiswa lainnya terjebak banjir bandang. “Mereka (korban tewas) berada di dalam gua dengan kondisi tubuh terikat tali tambang yang digunakan untuk menuruni gua,” kata Cahyo.