Komplotan Perampok Ditembak Polisi
Tujuh anggota komplotan perampok ditembak polisi saat beraksi di rumah pengusaha bahan pakaian di Jalan Gatot Subroton No.366, Medan, Sabtu (23/2) pagi. Seorang oknum polisi yang bertugas di unit Jahtanras Polresta Medan dan mantan tentara diringkus, karena terlibat.
Ketujuh pelaku yang ditembak petugas di bagian kaki, yaitu Sajudin (45), warga Banda Aceh, Yadi (32) warga Aceh Utara, Suib Muzakir (37) warga Lhoksumawe, Puji Adi (28) warga Aceh Tenggara, Ance Mahendra alias Victor (31) warga Aceh Tenggara, Hamdani Ismail alias Abu Bleh (44) warga Bireun dan Heru Pinem (23) warga Kota Cane, eks oknum tentara. Saat diringkus, Heru masih menggunakan kaus loreng dan sepatu PDL.
Begitu dilumpuhkan, ketujuh pelaku dievakuasi ke RS Brimobdasu, Jalan KH. Wahid Hasyim, untuk mendapat perawatan. Sementara, Bripka B Nababan (46) oknum polisi yang bertugas di Unit Jahtanras diringkus dari lokasi usai penggerebekan bersama dua rekannya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun POSMETRO menyebutkan, perampokan itu berlangsung saat pemilik Toko Dunia Internasional Taylor, Syahril (56) baru pulang mengantar anaknya ke sekolah, pukul 07.30 wib.
Begitu memarkirkan mobil Toyota Yaris merah BK 130 SR miliknya, tokonya kedatangan tujuh pria yang mengaku ingin menjahit baju. Kemudian para pelaku masuk ke toko. Setelah berada di dalam, beberapa pelaku langsung menodongkan pistol.
“Saya sempat terkejut tapi karena diancam mau ditembak, saya pun diam. Lalu, kami diikat dengan lakban dan dimasukan ke dalam kamar mandi,” terangnya kepada POSMETRO MEDAN.
Enam pelaku dengan bebas mengacak-acak seisi rumah, termasuk mengambil kunci mobil. Syahril dan istrinya hanya bisa berdoa dalam hati agar pelaku tak menganiaya mereka berdua.
30 menit aksi penjarahan berlangsung di dalam rumah berlantai dua, tepat di depan Jalan Pasundan, tiba-tiba terdengar tiga kali suara tembakan. Ternyata sepasukan polisi datang. Pintu yang dikunci dari dalam didobrak petugas. Para pelaku yang terkejut dengan kemunculan polisi mencoba melakukan perlawanan. Tapi polisi keburu meringkus pelaku.
“Saya dengar dari dalam perampok sempat melakukan perlawanan dan tak lama Polisi berhasil melumpuhkan mereka. Toko ini sekalian rumah kami, hanya kami tiga yang tinggal disini,” ujar Syahril saat ditemui di tokonya.
Syahril sendiri mengaku terkejut dengan kemunculan polisi. Pasalnya, dirinya tak pernah menghubungi petugas. “Saya pasrah saja dan berdoa. Mau dimatiin juga uda pasrah. Tapi sekitar 30 menit datang polisi, terus saya dengar ada suara tembakan lebih dari 3 kali,” katanya lagi seraya mengatakan banyak darah berserak di lantai satu rumahnya.
Saat ditanyai apa saja yang hilang dari kediamannya, Syahril mengaku belum mengetahuinya. “Belum tahu saya apa aja yang diambil, belum saya cek. Karena masih dalam pemeriksaan Polisi,” katanya.
Aksi melumpuhkan 7 penjahat di kediaman Syahril ternyata tak diketahui para tetangganya. Eva (35) tetangga korban yang membuka usaha warung kopi Ulee Kareng mengaku baru tahu saat pelaku dibawa keluar dari rumah Syahril.
“Aku tak tahu kalau itu rampok pak. Orang itu datang 7 orang pagi tadi. Pas masih sepilah pak, orang itu naik mobil. Satu orang sempat mesan makan disini pak, yang enamnya lagi masuk ke dalam,” kata Eva seraya mengaku tak mendengar adanya suara tembakan.
“Kedai ku ini memang biasa tempat kumpul yang rata-rata Suku Aceh bang. Para pelaku juga pernah kulihat nongkrong disini. Pas mereka masuk ke toko, aku nggak lihat, tapi sewaktu ditangkap Polisi mereka kulihat bang,” ujarnya.
Saksi lain, Dewi penghuni Hotel Novi yang tak jauh dari lokasi mengatakan bahwa 2 orang pelaku masih sempat mendekatinya dan mengatakan jika ke 7 pria tersebut sedang melakukan razia. “Tadi katanya orang itu mau razia, ya kami kira memang betul-betul mau razia lah bang. Tak taunya ini dapat kabar mereka rampok,” katanya.
Polisi langsung mengamankan pelaku bersama satu unit mobil Daihatsu Xenia silver BK 1045 ZB yang dilapis dengan BK 1505 KF (palsu) yang dipakai para pelaku untuk merampok.
Usai penangkapan ketujuh perampok, polisi berhasil meringkus 3 pria yang mangkal di warung mie aceh, tepat di depan TKP perampokan. Ketiganya diamankan saat salah seorang diantara mereka bernama Rahman menghubungi rekannya.
“Hallo bang, orang Si Mahendra dan Heru ditangkap dan ditembak. Sekarang mereka di rumah sakit Bhayangkara Medan,” ujarnya menghubungi rekannya.
Malangnya, saat itu juga beberapa petugas polisi berpakaian preman yang duduk didekatnya mendengar pembicaraan itu. Polisi pun menanyakan kepada Rahman siapa yang baru dihubunginya.
“Pertamanya dia nggak ngaku. Baru ditampar polisi, dia ngaku bang. Aku nggak tau polisi mana yang nangkap bang. Tapi mereka ditangkap berjumlah tiga orang,” ujar pedagang mie aceh pada POSMERO MEDAN di TKP, sekira pukul 13.00 siang. (PM)