Yusuf Supendi: Hanura Lebih Besar dari PKS
Pendiri Partai Keadilan yang besar menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi, telah resmi bergabung dengan Partai Hanura. Baginya, untuk ukuran partai baru, Hanura lebih besar dari PKS bila dilihat dari perolehan suara secara nasional di pemilu.
Yusuf berpendapat, PKS dalam debut perdananya di Pemilu tahun 1999 hanya meraih 7 kursi di DPR RI. Sedangkan Partai Hanura yang menjadi partai politik peserta Pemilu 2009 langsung meraih 17 kursi di parlemen.
"Hanura lebih besar dari PKS," kata Yusuf, dalam bincang-bincang dengan wartawan, setelah ia menjadi khatib salat Jumat, di Masjid Assalam Stekpi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2013.
Yusuf Supendi yakin Partai Hanura akan meraih suara nasional jauh lebih banyak pada Pemilu 2014. Alasannya, partai yang dipimpin Wiranto itu cukup solid dan hampir tak mengalami gejolak politik. Selain itu, Hanura juga relatif bersih dari kasus-kasus korupsi.
Menurutnya, tidak ada kader yang menjadi tersangka atau terindikasi melakukan korupsi. Selain itu, citra positif Partai Hanura pasti menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat dalam Pemilu nanti.
"Saya yakin Hanura nanti suaranya bisa sembilan puluh persen," katanya.
Berbeda dengan PKS kini, yang sedang menghadapi masalah korupsi dan krisis moral. Bahkan, mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap impor daging sapi oleh KPK.
Permasalahan yang menimpa PKS itu, kata Yusuf, amat berpengaruh pada militansi kader, terutama kader ideologis. Sebab, selama ini mereka lebih banyak bekerja untuk partai.
Ia membagi kader-kader PKS dalam dua kategori: kader ideologis dan kader pragmatis. Kategori pertama adalah kader yang benar-benar ikhlas berjuang demi partai. Sedangkan kader kategori kedua adalah mereka yang hanya bekerja demi kepentingan politik sesaat dan untuk meraih keuntungan ekonomis semata.
Kader ideologislah yang, menurut Yusuf, berperan besar dalam membangun PKS hingga seperti sekarang. Namun, mereka pelan-pelan tersingkir oleh kelompok kader pragmatis, yang mulai mengendalikan PKS sejak 2004 lalu.
Yusuf tak punya prediksi pasti perolehan suara yang didapat PKS pada Pemilu 2014 nanti. Apakah turun atau justru naik. "Atau bubar?" ucapnya, singkat.