Mirwan Amir: Wajar Kalau SBY Tak Simpati Pada Marzuki Alie
Ketua DPP Partai Demokrat Mirwan Amir menilai wajar jika Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono tidak simpati pada Marzuki Alie.
Setelah mengetahui Marzuki mengumpulkan pimpinan DPD dan DPC di Ancol menjelang kongres luar biasa (KLB), SBY langsung mengirimkan pesan elektronik (SMS) ke Marzuki Alie.
"Ya saya nggak tahu juga maksudnya Pak Marzuki Alie mengumpulkan DPP DPC di Ancol itu. Saya rasa wajar-wajar saja Pak SBY tidak simpatik dengan cara-cara seperti itu," kata Mirwan di Gedung DPR, Rabu 27 Maret 2013.
Langkah Marzuki mengumpulkan pimpinan DPD dan DPC itu berseberangan dengan semangat partai untuk mempersatukan seluruh kader. "Karena KLB ini kan Pak SBY ingin mempersatukan seluruh anggota Partai Demokrat supaya tidak ada lagi kubu-kubuan," katanya.
Terkait pesan itu, kata Mirwan, bisa saja SBY melarang Marzuki maju menjadi ketua umum. "Saya lihat itu ya mungkin saja," ujar dia.
Atau justru memang niat Marzuki Alie benar-benar ingin membantu kader-kader di daerah, karena transportasi ke Bali sulit. "Ya mungkin itu tujuan Pak Marzuki Alie untuk membantu kader-kadernya," kata dia.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, membenarkan ada peringatan dari SBY untuk Marzuki. Namun menurutnya, peringatan itu bukan karena SBY marah kepada Marzuki, melainkan untuk mengingatkan akan kesepakatan bahwa tidak boleh ada perpecahan di KLB.
"Mana ada Bapak yang keras sama anaknya? SBY begitu ke semua anaknya (kadernya), termasuk kepada saya," kata Bhatoegana. Berikut pesan singkat SBY kepada Marzuki Alie yang beredar luas di DPR:
Dari: Ketua Dewan Pembina/Majelis Tinggi Pembina Partai Demokrat
Kepada: Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Saudara Marzuki Alie
Tembusan :
1. Para Anggota Majelis Tinggi Partai
2. Para Menteri dari Partai Demokrat
3. Para Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat
1. Saya menerima informasi dari beberapa sumber bahwa Pak Marzuki Alie mengumpulkan para Ketua DPC Partai Demokrat di sebuah tempat di Jakarta. Informasi lain juga saya terima tentang hal itu, yang tidak patut untuk saya ungkapkan di SMS ini. Saya khawatir kejadian Kongres Partai Demokrat 2010 terulang kembali, termasuk terjadinya kasus-kasus yang memalukan.
2. Saya tidak tahu apa yang menjadi agenda Pak Marzuki Alie di kala partai kita masih berada dalam cobaan seperti ini. Mengapa harus mengumpulkan lagi para Ketua DPC seperti itu, sementara Pak Marzuki sudah bertemu saya langsung dan berjanji untuk menjaga situasi yang teduh berkaitan dengan KLB tanggal 30 Maret 2013 mendatang.
3. Saya ingatkan, siapa yang menciderai kepentingan partai hanya untuk memenuhi kepentingan pribadinya, dia adalah yang akan menghancurkan partai kita. Ini peringatan saya.
4. Kalau demikian halnya, para Ketua DPD Partai Demokrat saya persilakan untuk bertanya kepada seluruh kader Partai Demokrat, apakah mau bersatu untuk kepentingan partai, atau memilih untuk mendukung kepentingan orang per seorang. Saatnya untuk memilih.
5. Kalau para Ketua DPD Partai Demokrat tidak bisa berkomunikasi dengan para Ketua DPC Partai Demokrat, demi untuk kepentingan Partai, temukan saya langsung dengan para Ketua DPC. Maunya apa? Masih mau bersatu untuk Partai Demokrat demi kepentingan Pemilu 2014 mendatang, atau memilih untuk memenuhi kepentingan orang per seorang. Saatnya pula untuk memilih. Maaf, sejak Partai Demokrat berdiri, baru pertama kali ini saya mengatakan seperti ini. Sudah cukup lama saya menahan diri. Sekarang tidak bisa lagi. Demi Partai Demokrat yang kita cintai, saya akan mengambil segala risiko.
6. Berkali-kali kita bersepakat dan benar-benar mengerti bahwa KLB ini sesungguhnya tidak perlu terjadi. Ini boleh dikata KLB “kecelakaan.” Mengapa masih ada yang bermanuver ke sana ke mari?