Anggota Wanbin Minta SBY Ambil Alih Kepemimpinan Demokrat
Konflik internal Partai Demokrat kian tajam. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Sinyo Harry Sarundajang, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai untuk turun tangan langsung mengatasi potensi kehancuran Demokrat pada Pemilu 2014.
“Saya mendesak Bapak SBY mengambil alih kepemimpinan partai. Tidak ada orang lain selain Ketua Dewan Pembina yang juga pendiri partai ini, yang pantas memegang tampuk kepemimpinan partai pada saat partai ini terpuruk,” kata Sarundajang kepada VIVAnews, Rabu 6 Februari 2013.
Sarundajang mengatakan bahwa berdasarkan logika, kepemimpinan partai saat ini tak efektif karena berdasarkan survei terakhir yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Demokrat anjlok ke kisaran angka 8 persen dari yang sebelumnya masih di atas 10 persen.
“Hasil survei itu sudah diekspose ke mana-mana. Saya sebagai anggota Dewan pembina merasa wajib menyelamatkan partai. Maka saya pribadi mendesak Pak SBY untuk menanganinya,” kata Sarundajang. Ia mengatakan tak habis pikir partainya yang besar dan nomor satu dalam Pemilu 2009, bisa terpuruk seperti saat ini. (Baca: Partai Demokrat Bisa Tinggal Sejarah)
Sebelumnya, dalam pesan singkat yang disebarkan Sekjen Partai Demokrat Eddhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), SBY mengatakan terus memohon petunjuk dan pertolongan Allah agar partainya dapat segera dibebaskan dari berbagai cobaan berat yang dihadapi.
“SMS ini saya tulis persis di hadapan Kabah di Masjidil Haram Makkah al-Mukarramah... Saya berharap Saudara-saudara ikut berdoa agar kita bisa segera menemukan solusi yang tepat, bijak, dan bermartabat,” kata SBY. Kebenaran SMS ini telah dikonfirmasi oleh fungsionaris Demokrat Rachland Nashidik.
Sementara itu Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum semalam mengatakan, merosotnya elektabilitas partai bukan tanggung jawab orang per orang. Ia juga menyatakan, Demokrat tidak perlu menggelar Kongres Luar Biasa. “Siapapun yang berpikir jernih akan mengatakan kalau elektabilitas partai turun maka faktornya pasti tidak tunggal,” kata dia.
