Polisi Spanyol Tangkap Pelaku Hacking Terbesar Sepanjang Sejarah
Kepolisian Spanyol menahan seorang warga negara asal Belanda yang diduga melakukan serangan peretasan (hacking) terbesar dalam sejarah dunia maya. Pria yang hanya diketahui berinisial S.K., 35, itu melakukan aksinya dari bunker bawah tanah dan memiliki kemampuan meretas ke dalam jaringan negara mana pun di seluruh dunia.
Dilansir laman Sydney Morning Herald, Senin 29 April 2013, S.K. dilaporkan oleh Kementerian Dalam Negeri Spanyol, melakukan perjalanan dari Belanda menuju negara itu menggunakaan sebuah mobil van. Mobil tersebut dilengkapi peralatan komputer dan berbagai antena untuk memindai berbagai frekuensi.
"Mobil itu sudah menjadi kantor bergeraknya," ujar Kementerian Dalam Negeri Spanyol dalam sebuah pernyataan.
S.K. dituduh kepolisian Spanyol telah meretas sebuah kelompok pemantau dunia maya milik Swiss dan Inggris, bernama Spamhaus. Spamhaus bertugas mengeluarkan daftar hitam para pengguna dunia maya yang kerap menyebar spam termasuk penyebaran iklan obat Viagra dan pil pengurang berat badan palsu.
Bekerja dari bunker
Pihak kepolisian Spanyol berhasil menahan S.K. hari Kamis kemarin di kota Graanollers, terletak 35 kilometer dari utara kota Barcelona. Dalam sebuah pernyataan resmi oleh pejabat setempat, ketika ditangkap, petugas juga berhasil mengungkap bunker bawah tanah yang selalu digunakannya untuk beroperasi.
"Bahkan di bunker itu, dia juga melakukan beberapa wawancara untuk berbagai media internasional," ujar pejabat tersebut.
Pejabat setempat juga mengatakan S.K. kerap menamakan dirinya sendiri sebagai diplomat yang bertugas di Kementerian Telekomunikasi dan Urusan Luar Negeri untuk Republik Cyberbunker. Kelompok ini menyediakan layanan hosting untuk semua situs, termasuk pembajakan dan pornografi, kecuali pornografi anak dan terorisme.
Penahanan terhadap S.K. merupakan tindak lanjut atas permintaan pemerintah Belanda yang pernah memperingatkan kepolisian Spanyol akan aksinya di bulan Maret kemarin.
Serangan peretasan ini yang disangkal oleh sang pelaku ini, dilakukan dari Spanyol dan mempengaruhi jaringan internet di beberapa negara lainnya seperti Belanda, Inggris dan Amerika Serikat. Serangan peretasan ini memuncak dengan penyerangan jaringan Spamhaus.