Perbaikan ekonomi tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kesejahteraan haruslah menjadi nadi dalam setiap detak jantung pembangunan. Jika hal tersebut tidak ada dalam spirit pemerintahan ke depan, maka catatan kelam provinsi dengan 14 juta penduduk ini akan semakin panjang.
Hal itu dikemukan Calon Gubernur Sumut nomor urut 1, Gus Irawan Pasaribu, didampingi pasangannya Soekirman, usai menyampaikan visi misi pada sidang paripurna di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Senin 18 Februari 2013. Rapat itu dipimpin Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun.
“Saya mencintai provinsi ini, sebagai tempat saya dilahirkan, hidup dan menapak karir, lalu mengerahkan pengabdian saya sepenuhnya untuk bisa mencatatkan nama Sumut sebagai provinsi terbaik. Cita-cita saya tidak akan pernah surut sedikit pun untuk mewujudkan Sumut Sejahtera,” katanya.
Sebelumnya di hadapan anggota DPRD Sumut, Gus yang mendapatkan giliran pertama memaparkan visi-misi, menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan Sumut Sejahtera, dengan mengedepankan pembangunan ekonomi kerakyatan.
Gus memulai dari penilaiannya soal sarana transportasi, dimana ada hal krusial yang harus segera dituntaskan. Menurutnya, kondisi transportasi khususnya Jalinsum di Sumut sangat memprihatinkan. Imbasnya, kata dia, inefesiensi ekonomi yang besar, sehingga menyebabkan biaya ekonomi yang tinggi dan tidak adanya investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya, akan sangat menyedihkan bila dibandingkan dengan provinsi tetangga, seperti Aceh, Riau dan Sumatera Barat, dimana jalan di Provinsi tersebut jauh lebih baik.
“Banyak produk lokal kita yang sulit bersaing karena biaya distribusi yang mahal. Tingginya cost yang harus dikeluarkan saat distribusi produk sangatlah merugikan masyarakat. Jalan yang hanya beberapa kilometer harus ditempuh dengan waktu yang lama. Inilah yang harus dikerjakan, bagaimana transportasi bisa lebih baik,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Gus, solusi yang ditawarkan pasangan GusMan adalah mengubah paradigma. Paradigma pembagunan, menurut dia, haruslah paradigma investasi, dengan menilainya sebagai investasi, bukan pengeluaran.
“Membangun fasilitas jalan yang lebih baik adalah bentuk pelayanan kepada masyarakat. Dengan jalan yang baik, hubungan antar daerah di Sumut bisa lebih cepat dan efisien, produk-produk lokal bisa keluar dan mampu bersaing secara harga karena tidak dililit biaya distribusi yang tinggi lagi,” papar mantan Dirut Bank Sumut ini.
Usai persoalan transportasi, Gus juga menyoal sektor pertanian, kelautan dan perkebunan. Dikatakannya, Sumatera Utara memiliki lahan yang luas untuk sektor pertanian, namun masih banyak petani miskin, dan anggaran pemerintah bagi sektor pertanian juga relatif masih rendah.
Sementara, luas lautan di Sumatera Utara mencapai 110.000 km2, jauh lebih luas dibandingkan luas daratan yang hanya 71.680 km2 dari total 181.860,65 km2 jumlah luas wilayah Sumatera Utara. Artinya, potensi lautan di Sumatera Utara sangat besar bagi nelayan. “Namun, nelayan masihlah menjadi kelompok marginal yang hidup dengan kemiskinan. Bahkan sebagai negara maritim yang memiliki laut yang lebih luas dari daratan, kita masih mengimpor garam,”sebutnya.
Di samping itu, apabila dikelola dengan baik, 1 hektare dari 1,8 juta hektare perkebunan sawit, dapat menghasilkan pakan untuk 3 ekor sapi. “Maka secara total dapat menghasilkan pakan untuk 5,6 juta ekor sapi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan sumber protein daging dan pendapatan bagi masyarakat,” tandasnya.
Momentum Bangkitnya Sumut
Bagi Gus, tahun 2013 adalah momentum bangkitnya Sumut yang tidak boleh dilewatkan. Adanya berbagai proyek besar yang akan berjalan, seperti Proyek Inalum di Kabupaten Batubara yang akan kembali ke Pemerintah Republik Indonesia, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun dan akan dioperasikannya Bandara Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang.
“Ini akan menjadi momentum untuk menuju Sumut Sejahtera. Secara paralel, seyogianya dilakukan revitalisasi pelabuhan Kuala Tanjung dan Belawan serta revitalisasi jalur kereta api di Sumut yang dikembangkan secara terintegrasi, termasuk kawasan Danau Toba, maka ekonomi Sumut akan tumbuh luar biasa menjadi provinsi terkemuka di Indonesia,” papar Gus.
Penggagas Sumut Sejahtera itu kemudian disambut antusias usai menyampaikan visi misi. Roslina, salah seorang ibu yang menyalami Gus mengaku sengaja menunggu calon gubernur itu keluar dari ruangan sidang paripurna untuk berjabat tangan.
Selain dia, puluhan ibu-ibu juga menunggu Gus di pintu keluar, juga di dekat mobilnya. “Saya senang bisa bersalaman langsung. Selama ini hanya dengar dan baca Sumut Sejahtera sekarang langsung bertemu orangnya,” kata ibu itu.
Selain dia memang kelompok masyarakat yang datang ke gedung DPRD Sumut tak sabar menyalami Gus Irawan dan Soekirman yang didampingi isteri masing-masing. “Semoga ini menjadi kekuatan kita untuk mewujudkan Sumut Sejahtera,” kata Gus Irawan sambil memasuki mobilnya.